Kemandirian Pembangunan Kesehatan Melalui Gema Herbal di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Simpang Empat 1
DOI:
https://doi.org/10.56744/irchum.v2i2.34Keywords:
Pelayanan Kesehatan Tradisional, Pemberdayaan Masyarakat, Obat Tradisional, Tanaman Berkhasiat Obat, Kader ASMAN TOGA dan AkupresurAbstract
Alam tumbuhan Indonesia sangat kaya akan sumberdaya plasma nutfah (keanekaragaman hayati). Keadaan ini sangat berguna dalam mengatasi berkembangnya berbagai jenis penyakit yang mengancam kehidupan manusia. Selain peran pemerintah yang mendukung kemajuan obat herbal melalui KOTRANAS (Kebijakan Obat Tradisional Nasional). Sejalan dengan hal tersebut ada upaya Kementerian Kesehatan melalui pelayanan kesehatan tradisional komplementer dapat disinergikan dengan pelayanan kesehatan konvensional, bisa sebagai pelengkap maupun sebagai pengganti jika terdapat kontraindikasi pada pelayanan kesehatan konvensional atau atas permintaan pribadi pasien setelah mendapatkan penjelasan. Sinergi antara pelayanan kesehatan tradisional dengan pelayanan kesehatan konvensional adalah munculnya inovasi GEMA HERBAL (Gerakan Masyarakat Sehat Dengan Racikan Bahan Alam). Metode penelitian ini secara kualitatif dengan mendeskripsikan hasil dari Prasurvei/ orientasi lapangan, diskusi, dokumentasi dan menggunakan observasi langsung. Hasil penelitian ini yaitu adanya kerjasama untuk pembentukan regulasi pembentukan Kader kelompok asuhan mandiri (ASMAN) Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Akupresur di desa, selanjutnya dilakukan orientasi kader guna dapat mengetahui tugas dan fungsinya, kemudian pemberian materi tentang pengetahuan tanaman berkhasiat obat dan pemanfaatannya untuk pengobatan ringan dari rimpang/empon-empon seperti jahe merah, jahe, temulawak, kunyit, kencur, dan lengkuas untuk menjaga daya tahan tubuh dan terakhir dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari.
Downloads
References
Aini, L.N. (2017). Analisis Deskriptif Kualitatif tentang Proses
Komunikasi dalam Sosialisasi Tim Penggerak PKK Desa Ngunut
Mengenai Pemanfaatan TOGA kepada Masyarakat di Desa
Ngunut, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.
Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Atmojo, S. E. (2013). Pengenalan etnobotani pemanfaatan tanaman sebagai obat kepada masyarakat Desa Cabak Jiken Kabupaten Blora. Jurnal Ilmiah WUNY, 15(1).
Hamdi, S., Karyadi, L. W., Alhaq, A. A. M. A., & Haromain, N. (2023). Penanganan Dampak Pandemi Covid-19 dan Implementasi Kebijakan Oleh Pemerintah Desa Di Masbagik, Lombok Timur. Jurnal Kebijakan Pembangunan, 18(1), 105-120.
Hitzler, Ronald & Eberle, Thomas S. (2004). “Phenomenological Life-world Analysis,” Flick, Uwe et al, (eds.). A Companion to Qualitative Research. London: Sage Publications.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Nomor : 381/Menkes/SK/III/2007 tentang Kebijakan Obat Tradisional Nasional (KOTRANAS)
Rijayanti, R. (2014). Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Tanaman Obat Keluarga (Toga) Bagi Kesehatan di Rt 02 Rw 02 Desa Maron Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo (Skripsi Sarjana, Universitas Muhammadiyah Ponorogo).
Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: Refika Aditama.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Zulfitri, R. ., Bayhakki, Setiawan, A. ., Adipa, M. E., Irvanda Yuris, R. ., & Dean Maulani, M. . (2023). Gerakan Masyarakat Bersama Kelola Sampah di Desa Meranti. Indonesian Red Crescent Humanitarian Journal, 2(1), 1–7. https://doi.org/10.56744/irchum.v2i1.26.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Herman Faisal

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.