Safari Layanan Sirkumsisi Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Nusa Tenggara Barat
DOI:
https://doi.org/10.56744/irchum.v1i1.13Keywords:
sirkumsisi, khitan, BSMI, NTBAbstract
Sirkumsisi (circumcision/khitan) atau dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah sunat” atau “supit”, adalah tindakan operatif pengangkatan sebagian, atau semua kulup (preputium) penis, yang dimana dilakukan dengan berbagai macam indikasi dan metode Bulan Maulid adalah momen untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW yang bertepatan bulan Rabiul Awal. Untuk masyarakat NTB sendiri bulan maulid biasanya dijadikan momen untuk melakukan khitan atau sirkumsisi pada anak laki-laki mereka. BSMI NTB melaksanakan maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H dengan berbagai pelayanan kesehatan, salah satunya bakti sosial sirkumsisi. Sirkumsisi adalah tindakan yang bermanfaat untuk meningkatkan kebersihan organ reproduksi, mengurangi risiko infeksi, dan lainnya. Tindakan sirkumsi oleh BSMI NTB bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang merata pada anak/ keluarga tidak mampu di NTB. Dilakukan kegiatan layanan kesehatan sunatan massal pada bulan Oktober – November 2021 di beberapa kabupaten se-NTB. 201 Anak ikut serta dalam kegiatan yang tersebar di beberapa kabupaten se-NTB. Teknik khitan yang digunakan adalah metode dorsumsisi (dorsal slit). Pelayanan kesehatan dirasakan secara merata di Prov. NTB
Downloads
References
Ardiansyah. (2018(. Hukum khitan antara mazhab maliki dengan mazhab syafi’i (kajian fiqh islam). Di unduh 11 Februari 2021 dari repositori.uin-alauddin.ac.id
Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat. (2021). Presentase Penduduk Miskin September 2021 turun menjadi 13,83 persen. https://ntb.bps.go.id/pressrelease/2022/01/17/857/ntb--september-2021--persentase-penduduk-miskin-september-2021-turun-menjadi-13-83-persen.html
Bahraen, R. (2013). Sejarah Disyariatkannya Khitan dalam Majalah Kesehatan Muslim: Lebih Dekat Tentang Khitan, Yogyakarta : Pustaka Muslim, hal. 6 https://kesehatanmuslim.com/sejarah-disyariatkan-khitan/ (Diakses 17 mei 2022)
Blank S, Brady M, Buerk E, Carlo W, Diekema D, Freedman A, et al. (2012). American Academy of Pediatrics, Task force on Circumcision: Male circumcision. Pediatrics. di unduh 9 maret 2020 dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22926175
Cairns JT. (2007). Re: Circumcision: A minor procedure? Paediatric & Child Health.
Hosseinzadeh S., Kafi M., Teimouri M., (2013). PCR Detection Of Campylobacter Fetus Subspecies Venerealis in Smegma Samples Collected from Dairy Cattle in Fars, Iran, Journal of Veterinary Research, vol. 4, no. 4, pp. 227- 231 [online], (diunduh 9 Maret 2020), tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4279612/
Ma’luf, L. (1986). Al Munjid fi al-Lughah wa A’lam (Baerut: Dar Al-Masyriq, 1986),
hal.169.
Morris BJ., Eley C., (2011). Male Circumcision: An Appraisal of Current Instrumentation, Biomedical Engineering, chapter 164 [online], (diunduh 9 Februari 2021), tersedia dari: https://www.intechopen.com/books/biomedical-engineering-from-theory-to-applications/male-circumcision-an-appraisal-of-current-instrumentation
Mulia, Yusuf Alfi., Adiputra, Putu Anda Tusta., (2013). Teknik Guillotine dan Gomco Clamp pada Sirkumsisi. E-Jurnal Medika Udayana, pp. 410-427
Purnomo, BB. (2011). Dasar-dasar Urologi. Jakarta: Sagung Seto.
Weiss H, Polonsky J, Bailey R, Hankins C, Halperin D, Schmid G. (2007). Male circumcision: Global trends and determinants of prevalence, safety and acceptability. World Health Organization and the Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS)
World Health Organization. (2007). New data on male circumcision and HIV prevention: policy and programme implications
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Rohadi, Decky Aditya Zulkarnaen, Sunisa Fuji, Hari Wahyu Patrihadi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
How to Cite
File Views: 204